Hal tersebut juga berlaku bagi Mitsubishi Lancer Evo IX MR miliknya, yang enggan untuk dijejali seperangkat penebus daya. Karena menurutnya, mesin bertenaga monster toh akan mengurangi reliability dan driveability mobil itu sendiri.
Momen pertemuan pertama kalinya dengan Evo IX MR, justru meninggalkan kesan yang kurang sedap. Bukan lantaran salah gaul, namun lebih kepada perasaan Mr.X yang kurang sreg lantaran performa yang ditawarkan dianggap kurang ’memeras’ adrenalinnya. ”Awalnya tampilan dan performa Evo IX ini biasa banget, jadi timbul keinginan untuk modif yang plug and play saja,” tegasnya.
Ubahan strategis tersebut bermula pada sektor tampilan Evo IX dengan menggantikan body parts bawaan mobil dengan aksen karbon. Mulai dari kap mesin dan bagasi berbahan dry karbon buatan Seibon dan custom lips spoiler karbon. Hanya itu memang, namun efeknya bisa kamu lihat di halaman majalah ini. Minimalis namun tetap mampu hadirkan nuansa sangar dan wibawa ala besutan street killerz.
Selanjutnya, Mr.X mulai merambah sektor mesin, dimana sebuah penghasil daya berkode 4G63T ini mampu dimaksimalkan tanpa harus mengubah karakter aslinya. Pilihannya cukup memolesnya dengan bantuan intercooler HKS dan exhaust kit (downpipe dan manifold) Helix yang bermuara pada muffler HKS Spec R. Ini semua dipilih yang berbahan titanium dimana hasilkan suara yang ’renyah’.
Hasilnya? Memang tak bisa dipandang remeh, karena saat dynotest di sebuah kontes modifikasi, Evo IX berwarna Rally Red ini mampu menyentuh angka 296,5 HP yang terukur di roda, dengan boost mencapai 1,6 bar. ”Namun atas saran dari om Wie-wie (Firna Protechnic), boost akhirnya cukup di angka 1,2 bar karena masih menggunakan injektor standar,” wantinya.
Namun kisah Evo IX milik Mr.X ini harus berakhir, karena empunya tertarik dengan keeksotisan sebuah Aston Martin DB9! Setidaknya, sepak terjang Mr.X cukup menggentarkan dunia pemuja kecepatan di Surabaya dengan konsep plug n play yang dianutnya. Salut!
Satu Layar Banyak Fungsi
Tampaknya Mr.X enggan untuk diganggu dengan tampilan sederet indikator/gauge untuk memantau kondisi mesin Evo IX-nya. Untuk itu, ia hanya mengandalkan sebuah GReddy intelligent informeter touch.
Dengan satu gadget, Mr.X mendapatkan beberapa fungsi gauge, seperti water dan oil temperature, water dan oil press, boost meter, timing bahan bakar, throttle dan suhu mesin secara detail dan presisi. Pemasangannya cukup mudah, lantaran tinggal mencolokkan pada soket OBD 3 pada Evo IX MR.
Menurut Mr.X, Evo IX miliknya memiliki fitur lebih dari sebuah varian MR biasa. Kelebihan varian MR adalah penggunaan engine hood, fender depan dan atap bermaterial alumunium untuk menghemat bobot. Selain itu, MR juga memiliki sirip di atap yang biasa disebut Vortex Generator, air duct untuk pendinginan rem serta lampu depan yang menggunakan HID.
Namun Evo IX Mr.X ini juga memiliki sebuah sunroof yang tersembul di balik atap alumuniumnya. Menurutnya, varian yang dilengkapi sunroof ini merupakan varian MR ‘Special Edition’. Sementara di internet, sunroof tersebut hanya tersedia untuk pasar Amerika Serikat. ”Setahu saya, Evo IX MR sunroof hanya ada 4 di Jakarta. Selain warna merah, juga tersedia warna putih, abu-abu dan hitam. (mobil.otomotifnet.com)