Mulai dari drag race, slalom hingga off-road pun pernah dijajalnya sendiri. Sekarang lagi keranjingan drift makanya pemimpin redaksi Tabloid Otomotif ini menyiapkan besutan teranyar. Nissan Cefiro SV keluaran 1994 menjadi mainan barunya untuk 2011.
Mesin 311 DK
Sebelumnya, Soni membuat sensasi dengan ngedrift pakai Toyota Cressida 1987 demi melampiaskan hasrat ‘menari’ di atas aspal. Namun tak bertahan lama karena secara spesifikasi memang kurang kompetitif.
Menggandeng Otomotif Service Station (OSS) Motorsport yang notabene masih seatap dengan Tabloid Otomotif, Soni mempercayakan sedan 4 pintu anyarnya diacak-acak sesuai spek drift.
“Untungnya mesin Toyota 1JZ-GTE VVTi dan girboks manual Toyota GX71 lungsuran dari Cressida masih bisa dipakai lagi,” ungkapnya. Tentunya dengan banyak pembenahan untuk meraih performa maksimal.
Selain peremajaan pada bagian internal engine parts, turbocharger Borg-Wargner Bulls Eye, aluminium intercooler gambot, blow-off valve dan external waste gate godam Turbo Smart, hingga perabotan lenong lain dibelikan yang masih gres.
Maklum, ECU dan wiring pakai produk Haltech PS2000, jadi sekalian setting di Pramuka, markas besar KSN. Ini lantaran kondisi trek di Kemayoran menuntut torsi mesin sebesar mungkin karena lintasan yang banyak cornering.
Tak heran bila pembenahan bagian kaki-kaki yang memang spesifik untuk drifitng jadi utama. Baik itu suspensi depan–belakang Tein Super Drift, lower arm depan dan belakang Drift Works serta lower link arm belakang Megan.
Terbukti saat melakukan latihan hingga battle pada ajang IIMS Drift War 2011 kemarin di Kemayoran, Jakpus, mobil sudah enak untuk menari diantara cone dan lintasan. “Mobil dan driver sih sudah sehat wal afiat, tinggal event saja yang kemarin belum waras,” kelakar Soni yang ‘terpaksa’ kandas di 32 besar.
Maksud lho..?
Bodi Ringan Fiberglass
Layaknya semua besutan balap, pasti butuh tenaga mumpuni untuk bisa menghasilkan performa terbaik saat di lintasan. Termasuk saat drifting, sebuah besutan butuh kombinasi pas antara tenaga dan torsi maksimal.
Tak jarang urusannya berbanding lurus antara bobot total kendaraan dan tenaga yang tersalurkan ke roda. Perbandingan antara tenaga yang dihasilkan mesin dan bobot kendaraan punya istilah keren power to weight ratio (PWR).
Tak hanya mengerik peredam dan membuang perabotan lenong mobil yang tidak perlu, Soni rela merogoh kocek lagi untuk mengganti pelat bodi dengan fiberglass. “Penurunan bobot bisa mencapai 30-40%,” terangnya.
Makanya semua pintu juga fender depan kiri-kanan dibuatkan dari fiberglass. Termasuk kap mesin dan kap bagasi yang punya penampang lebar alias berat.
Termasuk kaca pintu dan kaca belakang juga sudah menggunakan akrilik setebal 3 mm sebagai pengganti kaca (beling) yang terkenal berat.
Masih kurang ringan, tangki bensin orisinal pabrik yang masih pakai pelat besi tebal, diganti tangki aluminium ringan berkapasitas 10 liter yang cukup untuk ‘bermain’ satu putaran (mobil.otomotifnet.com)