Pria petualang kelahiran Surabaya 16 tahun silam ini, sangat mengutamakan fungsi dari modifikasi yang akan dilakukannya. "Mengingat mobil ini pemberian orang tua, harus tetap dijaga biar bisa dipakai buat kemana-mana," tutur Christo.
Tak heran jika modifikasi pada Swift tipe ST miliknya ini mengacu pada ubahan fungsional. Lantaran fungsinya memang untuk diandalkan saat turing ke luar kota, termasuk buat mengantar mama berbelanja ke pertokoan di waktu senggang.
Jika melihat tampilan eksteriornya, Swift berakta kelahiran tahun 2009 ini memang dirancang sebagai sosok teman andalan buat diajak berpetualang. Pastinya atribut fungsional macam roof rack, wajib disematkan di atas atap buat menaruh barang bawaan.
Untuk mengejar unsur tampilan, arek Surabaya ini tetap memaksimalkannya dengan menambah bodi kit full set orisinal pabrikan. "Pakai kepunyaan Swift GT2 versi OEM, supaya tidak mengubah bodi asli mobil," jelas Christo.
"Kalau cuma andalkan desain bodi kit GT2, kayaknya kurang beringas dilihatnya. Apalagi mobil ini sering saya pakai turing, jadi harus terlihat lebih macho," ungkap Christo.
Kesan macho yang ingin ditunjukkan Christo, juga ditonjolkan lewat pemakaian panel carbon hood. Pertimbangannya, kap mesin standar mesti tetap awet dan mulus, lantaran takut kena hantaman kerikil tajam saat melibas jalur gravel.
Sektor kaki-kaki juga disesuaikan dengan kebutuhan. Meski masih menganut ukuran pelek yang sama dengan aslinya, ring 15 inci PCD 4x100, versi aftermarket tetap dijadikan andalan buat mendongkrak tampilan.
Menyempurnakan performa sektor kaki, ayunan suspensi dibikin lebih rigid agar tak mudah limbung saat dipacu dalam kecepatan tinggi. "Per standarnya diganti pakai Tein tapi sokbreker masih pakai aslinya, biar enggak terlalu keras kalau lewat jalan rusak," urai Christo. (mobil.otomotifnet.com)