Rusdianto sudah punya patokan untuk bikin Jupiter-Z jaya di Kenjeran. Makanya Hendri bisa runner-up di race 1 dan juara 1 di race 2. "Kuncinya, mengatur power dan torsinya seimbang. Sebab, di Kenjeran, kebesaran power, motor jadi liar," jelas mekanik bengkel Pusaka Racing, Jl. Kebon Raya, Yogyakarta itu.
Jupiter Hendri perkasa sejak seri I di Sentul. Di Kenjeran, perlu penyesuaian sedikit. Durasi kem tetap 270 derajat. "Hanya waktu buka-tutupnya diubah. Di Kenjeran, kem digeser maju. Biar lebih cepat membuka dan menutupnya," jelas tuner akrab disapa Endut itu.
Lobe Separation Angle kem juga dimodifikasi. Derajatnya jadi 102. Di Sentul pakai 105. "Dengan begitu powernya gak kebesaran, tapi torsinya meningkat," sebut Endut yang mengadopsi kompresi 13,5 : 1 ini.
Geser ke urusan suplai bensin, Endut percaya karburator lawas Keihin PWK28. Meski diakuinya TMR lebih canggih. "Masalahnya, TMR sensitif. Kotor sedikit berubah. Cuaca ganti, berubah. Nantinya sih pakai TMR. Tapi, sekarang masih enak PWK," akunya.
Sentuhan terakhir diserahkan pada Hendri. Karena bobotnya memang lebih enteng, sokbreker diatur lebih empuk. "Sekarang, kalau dihitung, sokbreker menjadi lebih empuk sekitar 10 persen," ungkap Hendri.
Begini setelan motor Dewa! (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
CDI: Vortex
Magnet: YZ125
Koil: YZ125
Sokbreker: YSS
Pelek : TDR