Padahal, lazimnya mekanik menerapkan durasi kem rata-rata 270 derajat. Durasi kem lebar di Jupiter-Z ini, membuat motor lemot di kitiran mesin rpm rendah. Tapi, galak di putaran atas. “Ini sengaja. Biar motor tidak liar di rpm rendah. Sehingga gampang dikendalikan,” tegas lulusan Politeknik PPKP Yogyakarta.
Alasannya, Asep Kancil pembalap belia. Posturnya imut dan baru naik seeded. Sehingga, perlu motor yang gampang untuk adaptasi. Makanya, power motor dibikin tidak garang, sehingga lebih gampang dikangkangi.
Durasi ini didapat dari klep isap membuka 38 sebelum TMA (Titik Mati Atas) dan menutup 60 setelah TMB. Artinya, pada saat piston melakukan langkah kompresi baru mulai di angka 60.
Dengan begitu, kompresi bersih hanya sedikit. Motor memang jadi kelihatan ngok alias tak bertenaga di rpm rendah. Untuk klep buang juga buka-tutup dibikin sama durasinya dengan klep isap. LSA juga kecil.
Suplai bensol biru melimpah, Agus pun berani mematok kompresi tinggi. Tepatnya di angka 13,4 : 1. Tapi, setingan mesin seperti ini bukan tanpa kendala. Karena tenaga bawah dikorbankan, maka pembalap harus jago menggantung rpm. Tentu ada maksud en tujuanya. Yakni, agar tenaga tidak drop saat masuk dan keluar tikungan.
Tapi, Asep Kancil terbukti mampu menjinakkannya. Naik podium di setiap seri MP di musim 2011 ini. Mulai seri I di Serang hingga seri IV Kenjeran lalu, selalu menjadi juara. Tidak heran, jika klasemen sementara MotoPrix masih dipegang pembalap asli Jawa Barat ini. Semua memang berawal dari durasi kem besar! (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Klep: Sonic
Busi: Denso IU27
CDI: Rextor Monster
Ban: Corsa