Barangkali gambaran ini pas untuk Said Hasan yang juga pemilik Makmur Jaya Ban di Pos Pengumben, Jakbar. “Pastinya ini bisnis turun temurun,” ujar Said yang sadar modifikasi adalah bagian eksistensi dirinya.
Usaha jual beli pelek dan ban mobil yang sudah digeluti puluhan tahun ini bermula dari sang ayah, Hasan Sanad yang bisnis ban sejak 1967 di Tanah Abang.
Bisa dibayangkan kerajaan bisnis yang kini dipegangnya. Sedikit banyak karena dorongan dan usaha keras orang tuanya sebagai pelopor retailer ban mobil.
Apalagi Said tidak sendiri. Dua orang saudara kandungnya (total 8 bersaudara), juga mengikuti jejak sebagai pemain pelek mobil anyar dan bekas. “Ada yang di Haji Nawi, Jaksel dan BSD),” paparnya.
“Zaman saya kecil dulu, pelek racing masih jarang atau boleh dibilang belum ada,” kenang Said. Sangat berbeda dengan kondisi sekarang yang dengan mudah bisa mencari pelek racing model apa pun.
Bisa dilongok dari beberapa koleksi pelek bekas yang tertata rapi di gerainya. Bahkan, satu set pelek Nissan Skyline R34 (18 inci) lengkap dengan dop bisa ditebus Rp 11 juta. Boro-boro pelek, mobilnya saja cuma hitungan jari di Tanah Air.
Sama halnya ketika Said menebus Nissan Serena anyar sebagai mobil keluarga. Ukuran pelek 20 inci yang sangat spesifik bisa didapatnya dengan cukup mudah.
Pelek yang lebarnya tak boleh
lebih dari 7,5 inci dan harus ber-offset 50 akhirnya bisa terpasang
dengan apik di kolong sepatbor Serena hitam miliknya.
Syarat ini wajib berlaku karena Said tak ingin Serenanya ngesrot saat bermuatan penuh dan pintu sliding tak terganggu ban yang nongol keluar bodi.
Ini hanya sebuah contoh kecil kecintaan akan hobi modifikasi mobil. Masih ada lagi Ford Fiesta yang didandani full body kit, pelek 18 inci dan sound system.
Tak hanya 2 mobil itu, Said masih ada Honda Jazz RS yang atapnya dibelek untuk pasang panoramic roof alias atap kaca. Ibarat kata, Said bisa ‘alergi’ bila melihat ada mobil bertampang standar di garasi rumahnya, Larangan, Jaksel.
“Kalau dihitung dengan mobil-mobil yang sekarang sudah tak ada, barangkali sudah puluhan mobil dan motor pernah dimodif bapak,” jelas Fadil Adinova, putra Said Hasan yang mulai serius menimba ilmu pelek dan ban dari sang ayah.
Sebutlah seperti Mitsubishi Lancer GTi hingga motor Suzuki Thunder 250 yang sudah dirombak total dan jadi cover OTOMOTIF di era tahun ‘95.
Modifikasi Suzuki Thunder 250 pun dilakoni sebagai penyaluran hobi yang kadung dicintainya (kiri). Mitsubishi Lancer yang sudah dimodifikasi total dan jadi cover OTOMOTIF edisi 11/VIII, 1998. (kanan)
Apalagi menyebut nama keluarga Sanad di Tanah Abang. Dipastikan pemain pelek dan ban lama sangat familiar dengan nama itu. Untungnya Said yang kini setengah baya punya anak yang bakal meneruskan bisnisnya. (mobil.otomotifnet.com)