sweet Trik Tambah Debit Bahan Bakar Kawasaki New Ninja 250R FI Tanpa Piggyback mantab

sweet Trik Tambah Debit Bahan Bakar Kawasaki New Ninja 250R FI Tanpa Piggyback mantab - terbaru memuaskan sekali dari sweet Trik Tambah Debit Bahan Bakar Kawasaki New Ninja 250R FI Tanpa Piggyback mantab.

Kawasaki New Ninja 250 hadir dengan teknologi injeksi. Kini ada isu yang beredar soal debit bahan bakar yang disemprotkan oleh injektor bisa diseting manual. Katanya untuk mendukung penggantian part racing. Semisal mengobati gejala nembak-nembak setelah menggunakan knalpot racing dan enggak usah pakai piggy back. Itu yang bikin Em-Plus penasaran.

Akibat rasa penasaran itu, coba tanya jawab dengan beberapa mekanik. Hasilnya ada mekanik masih belum tahu soal itu, tapi ada sebagian mekanik yang sudah tahu dan ogah ngasih pengetahuan ini ke umum dengan alasan tertentu.

“Iya, memang betul bahwa debit bahan bakar di Ninja Injeksi bisa diatur ulang secara manual,” jelas Bibin Barlianto, kepala mekanik Aerospeed yang enggak pelit soal ilmu.

Lebih lanjut Bibin kasih penjelasan. Cara manual untuk mengatur debit bahan bakar yang disemburkan oleh injektor hanya menggeserkan ke kiri atau ke kanan Throttle Position Sensor (TPS). “Posisinya di sebelah kanan throttle body namun baut penguncinya harus dikendorkan dulu menggunakan kunci L bintang T-20, agar bisa digeser,” tambahnya.

Sistem kerja TPS yaitu memberikan signal yang ditangkap oleh Electronic Control Unit (ECU) berupa tegangan yang diteruskan ke injektor. Kemudian injektor mengkonversikan voltase dengan menyemprotkan debit bahan bakar sesuai perintah ECU yang awalnya dibaca TPS.

“Pergeseran ke kiri dan ke kanan yang dilakukan itu mengubah derajat TPS yang berarti mengubah voltase yang terjadi,” kata Bibin yang juga kepala mekanik di tim balap SBS Racing Team yang merupakan tim Satelit Ducati.

Dengan menggeserkan TPS ke kiri, pasokan bahan bakar yang disemprotkan injektor akan semakin banyak dari standar. Karena voltase jadi semakin besar. Sedangkan bila digeserkan ke kanan, akan mengurangi pasokan bahan bakar ke ruang silinder. Ini karena voltase yang terjadi di TPS dikurangi.

Dengan menggeserkan posisi TPS, berarti kita mengubah voltase yang dialirkan ke ECU. Nantinya sebagai komando ECU menyuruh injektor menyemprotkan debit sesuai voltase tadi.

Sebagai contoh. Dalam keadaan idle atau kondisi tertutup lubang venturi thottle body tertutup katup kupu-kupu. TPS memberikan signal ke ECU 0,5 volt. Lalu ECU menyuruh injektor untuk menyemburkan 500 ml debit bahan bakar agar motor tetap hidup. Dengan kita menggeser TPS ke kiri, otomatis sudut TPS berubah, ini mengubah voltase, misal jadi 0,6 volt, maka ECU akan mengkomando injektor harus menyemburkan bensin sebanyak 600 debit.

Begitu juga sebaliknya. Bila TPS digeser ke kanan akan semakin berkurang angkanya. Semakin banyak digeser ke kiri atau ke kanan tentu sangat mempengaruhi voltase yang dihasilkan.Karena TPS sangat sensitif terhadap pergeseran.

Supaya akurat, sebaiknya menggunakan diagnostic tools. Untuk akurasi pergeseran dan perubahan voltase yang terjadi.

“Ini memang bisa mengobati gejala knalpot yang nembak. Tapi, bila mengubah sudut TPS, maka resikonya motor akan boros di putaran bawah-tengah-atas begitu juga sebaliknya.

Beda dengan penggunaan piggy back yang bisa diremaping sesuai rpm. Penggeseran TPS ini, seperti kita menaik-turunkan jarum skep di karburator, untuk menambah atau mengurangi pasokan bahan bakar yang dialirkan ke ruang bakar, ” jelas mekanik dari workshopnya di Jl. H Nawi Raya No. 74, Jakarta selatan.

Menurut Bibin disarankan untuk melakukan uji dinotes agar didapat perfect tuning. Karena dinotes tidak semata mengukur power dan torsi yang dihasilkan. Menggunakan dinotes bisa mengukur AFR (Air Fuel Ratio),

AFR artinya perbandingan bahan bakar dan udara. Sehingga bisa diketahui apakah kelebihan atau kekurangan bahan bakar. Karena kelebihan bahan bakar juga akan bikin power turun. (motorplus-online.com)