Tapi, seting engine Mio yang diboyong dari Thailand ini tidak seperti biasanya lho. “Terutama di bagian blok silinder. Piston yang rata dengan bibir blok,” ungkap Miekeel Tjahjanto, owner MC Racing di Jl. Kebon Jeruk IX No. 20C, Hayam Wuruk, Jakarta Barat.
Menurutnya, seting engine sebelumnya lebih memilih pendamkan piston di bawah bibir. “Ukuran mendemnya piston itu bisa 0,5 mm. Tapi, sekarang malah rata,” tambah pria yang sering wara-wiri ke Thailand buat beli komponen racing dan engine drag itu.
Pakai piston merek LHK diameter 71 mm, penggebuk kompresi ruang bakar itu dipilih yang model forging. Pakai piston tempa, selain lebih ringan juga tahan bermain di kompresi tinggi.
Durasi kem yang dipatok pun hanya 265ยบ dengan profil bumbungan gemuk. Kem ini, kudu berputar dan menekan klep titanium 35 mm (in) dan 31 mm (ex) yang diambil dari Suzuki RMZ450.
Sementara itu, pengabut bahan bakar tetap mensuplai derasnya bahan bakar. Karbu Keihin PE 28 mm yang direamer hingga 34 mm jadi andalan. “Kebutuhannya memang begitu,” katanya.
Dari semua seting yang dilakukan, juga bikin ubahan seting di saluran buang. Jika biasanya matik drag Thailand bermain di diameter leher knalpot 32 mm, sekarang justru balik lagi kecil. “Leher pakai 29 mm. Membesarnya hanya dibagian silencer aja,” jelasnya.
Tapi sayang. Meski kemarin juara 1, tapi itu bukan hasil maksimal. “Waktu di tes Otoy di Thailand, sempat tembus 6,7 detik. Tapi, kemarin lupa pakai stabilizer, jadi melorot di 7,3 detik,” ujar Miekeel sembari bilang 70 meter jelang finish, Otoy sudah tutup gas karena kemudi enggak stabil. Gas lagi dong! (motorplus-oline.com)