Pemilik LJ80Q ini adalah jagoannya restorasi mobil retro. Siapa lagi kalau bukan Damar Aryateja. Yup, pria yang sudah berpuluh kali membangun mobil lawas ini mulai mencoba untuk membangun jip. “Iseng saja, soalnya jip ini sudah lama banget ngejogrok, jadi dibangun aja deh,” ucap Damar. Menurutnya, mobil ini sudah lama didapat, yaitu sekitar tahun 1997. “Mobil ini tadinya bekas mobil patroli polwan,” tuturnya.
“Begitu mobil ini jadi, sisa kampakannya dibuang entah kemana,” tukasnya. Awalnya, mobil ini sudah berkelir merah dengan velg racing. “Bosan, terus coba dibikin orisinil lagi,” tukasnya. Kelir merah menyala pun digusur dengan cat abu-abu muda. “Tadinya mau pakai warna asli yang sesuai katalog pabriknya, cuma aneh banget warnanya, enggak masuk deh pokoknya,” ujarnya.
Ubahan kemudian berlanjut pada pernik-pernik kecil. Sebut saja seperti sepasang spion tanduk yang bertengger di atas fender. “Kalau yang model Jepang, pakai spion model begini,” ucap sarjana hukum ini. Strap leather yang berfungsi mengikat kaca ketika kaca direbahkan juga tidak luput dipasang.
“Kalau enggak pakai nanti kacanya mental-mental waktu direbahin,” candanya. Di buritan belakang juga disematkan lampu militer ala Jepang. Apa kegunaan dari lampu ini? “Wah kurang tahu. Tapi bisa sebagai lampu plat nomor, lampu rem, dan juga lampu kabut,” jelasnya. Dan agar kesan militer semakin kuat, velg mengadopsi kepunyaan AMC CJ versi militer yang dibalut ban Bridgestone Hi-Miller Ground Grip yang dipesan khusus ke Bridgestone.
Di bagian depan, Damar juga memasang pelindung lampu berbentuk jaring. “Biasa dipakai di mobil-mobil rally, biar lampunya enggak kena batu,” ucap pria ramah ini. Menurutnya, pelindung lampu ini bisa dipasang di mobil apa saja, asalkan lampunya bulat.
Di bagian kolong, ada sentuhan kreativitas ala Damar. “Cover gardannya bikin sendiri, hehehe…” bangganya. Caranya, ia menggunakan dari pelat besi setebal 1,2 mm yang dibentuk sesuai dengan lekukan gardan. “Bikin sesuatu kan enggak harus beli mahal, hahaha…” tutup pria yang punya bengkel di kawasan Duren Tiga ini.
Damar melakukan beberapa ubahan di dapur pacunya. “Biar lebih enak saja dipakai harian,” timpalnya. Mesin LJ80Q yang aslinya berkapasitas 800 cc, dinaikkan kapasitasnya menjadi 1.000 cc. Caranya dengan menggunakan setang piston dan piston dari Suzuki Carry 1.000 cc berkode mesin F10A. “Enggak ada kesulitan saat pemasangannya, karena kode mesinnya sama-sama F,” selanya. Untuk sekedar info, kode mesin Jimny ini adalah F8A.
Selain itu, karburator diganti dengan merek Weber berukuran 40 mm. Dan agar tarikannya makin enak, tidak lupa rasio perbandingan gigi juga ditukar. “Pakai punya Jimny Samurai, soalnya lebih rapat,” tuturnya. Dengan rasio gigi yang lebih rapat, maka nafas LJ ini tidak cepat habis.
Suzuki Jimny mempunyai beberapa varian sejak diproduksi dari tahun 1977. Menurut Damar, “Pertama keluar itu LJ, kemudian dilanjutkan SJ.” Setelah generasi SJ, keluarlah generasi modern Jimny dengan kode JA dan JB. “Jimny dengan kode ini sudah mengadopsi per keong pada suspensinya,” jelasnya.
Pada generasi pertama, yaitu LJ20, mesin yang digunakan berkapasitas 660 cc dan masih menggunakan oli samping alias 2-tak. “Terus upgrade menjadi LJ50, tetapi masih dua tak,” lanjutnya lagi. LJ50 juga ada varian lain yang sering disebut Suzuki Trungtung. “Barulah keluar LJ80, dengan mesin lebih besar, 800 cc dan empat silinder,” cuap pria berpostur ramping ini.
Setelah LJ80, diteruskan oleh generasi berikutnya, yaitu SJ20. Uniknya, “SJ20 ini kembali menggunakan mesin 2-tak,” herannya. Sedangkan pada generasi berikutnya, yaitu SJ40, mesin 2-tak ditinggalkan. Dan sebagai gantinya, mesin 800 cc dilengkapi dengan turbo, “Lebih kencang jadinya,” timpal Damar lagi. Lalu pada generasi terbaru sekarang, kapasitas mesin dinaikkan lagi menjadi 1.000 dan 1.300 cc.
RUMAH MODIFIKASI:
K-Zero, Duren Tiga, Jakarta Selatan
SPESIFIKASI:
Kruk as delapan bandul, setang piston Suzuki Carry F10A, piston Suzuki Carry F10A, karburator Weber progresif 40 mm, rasio gigi Suzuki Jimny Samurai, cat Hella Grey Danagloss, velg AMC CJ Military Version, ban Bridgestone Hi-Miller Ground Grip 700-15, lampu tambahan ala militer Jepang, cover gardan custom