Toh, Audi tak kehilangan ‘sense of ngoprek’ meski besutan hariannya bukan jenis sedan. “Malah jadi challenge buat saya untuk tetap bisa tampil gokil dengan SUV berukuran gambot,” tutur pria bertubuh subur ini.
Interior full kulit berkelir abu-abu bikin adem saat cruising di dalam kota
Segala upaya dilakukan mulai dari potong per keong depan belakang, bobok sepatbor hingga gonta ganti sokbreker. Hasil oprekan akhirnya berhenti pada kombinasi yang cukup nyeleneh tetapi dinilai jitu meredam jalan bumpy.
pelek 20 inci selebar 9 depan dan 10 inci belakang (kiri) - Mesin terlihat standar pabrik padahal exhaust full system keluaran Remus (kanan)
Kombinasi ini cukup nyaman untuk dipakai harian meski pelek 20 inci selebar 9 depan dan 10 inci belakang ini sebenarnya terlahir untuk BMW seri 5. “Lima buah baut di teromol roda disesuaikan dengan PCD BMW yang berukuran 120,” jelasnya.
Namun kendala tak berhenti sampai disitu. Pinggiran ban paling luar kerap nyangkut ke sepatbor saat belok patah. Selain bunyi yang membuat ‘ngilu’ saat ban ngesrot parah, karet ban kerap gompal karena terkikis besi pelat bodi.
Audio sound quality berasal dari head unit Pioneer lengkap dengan power Solobaric dan subwoofer Kicker 12 inci
Ditambah lagi overfender karet
bawaan mobil sering menganga dihajar ban. “Bikin senewen karena ditekuk
pakai alat enggak bisa, bahkan digedor palu untuk melipat pelat bagian
dalam sepatbor juga tak mempan,” kenangnya sambil tersenyum.
Jalan terakhir dengan memotong pelat bagian dalam sepatbor pakai gerinda listrik sampai benar-benar habis. Selesai sudah urusan kaki-kaki yang bikin penasaran sekampung ini. Maklum, Audi juga member klub X-Trail dengan nomer anggota 381.
Hasilnya memang ‘ajib’. X-Trail yang sudah dikelir ulang dengan warna Mauritius Blue Metalic ini sepintas sudah mirip perahu yang membelah air. “Untuk jalan rata dan sedikit gelombang tak jadi masalah untuk gas pol karena suspensi tetap main meski ceper mampus,” kelakarnya. (mobil.otomotifnet.com)